Jawab Soal Maksud dari Strategi Winning the Heart oleh Belanda

By Nabil Adlani, Senin, 24 Oktober 2022 | 16:40 WIB
Saat Perang Padri, Belanda menerapkan strategi winning the heart. (pexels/Mike van Schoonderwalt)

Strategi Winning the Heart

Perang Padri berlangsung sejak tahun 1803 sampai 1838 di Sumatra Barat dengan dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol.

Awalnya, perang ini hanya disebut sebagai perang saudara, karena dilakukan hanya oleh penduduk Mandailing dan Minang.

Perang ini kemudian berubah menjadi perang kolonial karena adanya campur tangan dari pemerintah Hindia Belanda yang bersekutu dengan kaum adat.

Hal ini terjadi karena kaum adat sudah merasa terdesak oleh kaum Padri, sehingga melakukan kerja sama dengan pihak Belanda.

Belanda mulai terlibat dalam Perang Padri pada tahun 1821. Saat itu, serangan untuk kaum Padri mulai dilancarkan.

Pertempuran berjalan sangat sengit, sehingga Belanda menerapkan beberapa strategi untuk bisa memenangkan perang.

Salah satu strategi perang yang digunakan adalah winning the heart yang diusulkan oleh Van den Bosch.

Dengan strategi ini, Belanda berusaha untuk menaklukan hati dari kaum Padri.

Belanda melakukannya dengan cara diplomasi agar tidak terjadi perang atau pertumpahan darah.

Strategi ini diterapkan di antaranya dengan penghapusan pajak di pasar serta pemberian gaji untuk para pegawai dan juragan.

Baca Juga: Kebijakan Daendels di Bidang Politik dan Pemerintahan Zaman Penjajahan Belanda

Besaran gaji untuk para pegawai yang diberikan oleh Belanda adalah 0,5 sen setiap harinya, sedangkan untuk para juragan sebesar 25 sampai 30 gulden.

Akan tetapi, strategi ini tidak bisa berjalan dengan baik karena banyaknya perlawanan dari kaum Padri.

Hingga akhirnya, di tahun 1833 kaum Padri yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol berhasil membujuk kaun adat untuk saling bekerja sama melawan Belanda.

Nah, itulah pembahasan soal seputar strategi winning the heart yang diterapkan Belanda dalam Perang Padri.