adjar.id - Kali ini kita akan mempelajari contoh penggunaan kata naha atau kenapa dalam bahasa Sunda lemes.
Bahasa Sunda lemes merupakan bahasa Sunda halus, lembut atau sopan, Adjarian.
Dalam bahasa Sunda disebut dengan kecap lemes yang digunakan dalam ragam bahasa hormat ka batur.
Jenis kata lemes dibagi menjadi tiga.
Jenis pertama kata lemes pisan yang merupakan kata lemes yang lebih tinggi atau paling halus.
Juga terdapat kata lemes dusun atau kata lemes yang tidak baku.
Terakhir terdapat kata lemes enteng yang merupakan kata lemes netral atau tidak dikhususkan untuk orang lain ataupun diri sendiri.
Nah, berikut contoh penggunaan kata naha atau kenapa dalam bahasa Sunda lemes.
Yuk, simak penjelasannya!
Baca Juga: 15 Pertanyaan dalam Bahasa Sunda Menggunakan Kata 'Apa' atau 'Naon'
Contoh Penggunaan Kata Naha dalam Bahasa Sunda Lemes
1. Naha Bu Guru sok bendu upami muridna bangor?
Mengapa Ibu Guru suka marah kalau muridnya nakal?
2. Naha acuk saragam tentara rupina belang?
Kenapa baju seragam tentara warnanya loreng?
3. Naha nu katarajang COVID-19 kedah diisolasi?
Kenapa yang terkena COVID-19 harus diisolasi?
4. Naha kamari teu sumping ka uleman pernikahan Bibi abdi?
Kenapa kemarin tidak datang ke undangan pernikahan tanteku?
Baca Juga: 10 Pertanyaan dalam Bahasa Sunda Menggunakan Kata 'Siapa' atau 'Saha'
5. Naha alim diajak ameng ka rorompok?
Kenapa tidak mau diajak main ke rumahku?
6. Naha kapungkur Walanda ngajajah Indonesia?
Kenapa dulu Belanda menjajah Indonesia?
7. Naha tos lami tara ameng ka dieu?
Kenapa sudah lama tidak pernah main ke sini?
8. Naha teu acan angkat kénéh?
Kenapa belum pergi juga?
Di atas adalah beberapa contoh penggunaan kata tanya 'naha' atau 'kenapa' dalam bahasa Sunda lemes atau halus.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menanyakan Jam atau Waktu dalam Bahasa Sunda?
Coba Jawab! |
Ada berapa jenis bahasa Sunda lemes atau kecap lemes? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |