Contoh Percakapan Bahasa Jawa dengan Orang Tua tentang Wayang Mahabharata

By Jestica Anna, Jumat, 15 April 2022 | 20:15 WIB
Saat berbicara dengan orang tua dalam bahasa Jawa, kita seharusnya menggunakan krama inggil. (Pexels)

adjar.id – Pernahkah Adjarian membuat percakapan berbahasa Jawa dengan orang tua yang membiacarakan tentang wayang Mahabharata?

Bahasa Jawa merupakan bahasa yang digunakan masyarakat suku Jawa yang tinggal di wilayah Pulau Jawa bagian tengah dan timur.

Dalam penggunaannya sebagai alat komunikasi, terdapat tiga tingkatan bahasa Jawa, yaitu bahasa Jawa ngoko, krama madya, dan krama inggil atau alus.

Nah, untuk berkomunikasi dengan orang tua, sebaiknya kita menggunakan krama inggil atau krama alus.

Hal ini berfungsi untuk menghormati dan menerapkan unggah-ungguh basa atau sopan santun dalam berbahasa.

Sementara untuk berbicara kepada anak atau orang yang lebih muda, orang tua bisa menggunakan ngoko atau krama madya.

Unggah-ungguh basa ini perlu dipahami bagi kita yang sedang belajar bahasa Jawa, Adjarian.

Nah, di bawah ini ada contoh percakapan bahasa Jawa dengan orang tua membicarakan wayang Mahabharata.

Kita simak, yuk!

Baca Juga: Contoh Percakapan Bahasa Jawa dengan Orang Tua Tema COVID-19

Contoh Percakapan Bahasa Jawa dengan Orang Tua

Bapak: Le, mengko bengi tak jak nonton wayang, yo?

Satria: Nggih, Pak. Wonten pundi?

Bapak: Neng Balaikota, Le. Enek festival wayang patang dina.

Satria: Mangkih ceritanipun tentang menopo, Pak?

Bapak: Tentang kisah Mahabharata.

Satria: Kisah nopo niku, Pak?

Bapak: Kisah rebutan tahta antarane Pandawa Lima karo Kurawa. Koe apa mudeng Pandawa Lima?

Satria: Ngertos, Pak. Puntadewa, Werkudara, Janaka, Nakula, lan Sadewa.

Baca Juga: Contoh Paragraf Menceritakan Kegiatan Bulan Ramadan dalam Bahasa Jawa

Bapak: Ya, pinter. Kabeh tokoh kui mengko bakal muncul.

Satria: Pripun perane Pandawa, Pak?

Bapak: Pandawa dadi pihak sing nduwe sifat becik, nanging diapusi lan diadu domba karo Kurawa terus. Kurawa kui pingin ndue tahta seng dudu hake.

Satria: Menapa Pandawa kalah, Pak?

Bapak: Pandawa tetep menang. Pandawa lan Kurawa bakale perang Baratayudha. Masio kalah pasukan, naging iso tetep menang amarga sifat becike.

Satria: Wah, bakal seru niku, Pak. Kula mboten sabar.

Bapak: Iyo, akeh pelajaran sing iso dijipuk saka kisah kui.

Terjemahan

Bapak: Nak, nanti malam Bapak ajak menyaksikan wayang, ya?

Baca Juga: 5 Contoh Geguritan Bahasa Jawa tentang Wabah Corona (COVID-19)

Satria: Iya, Pak. Di mana?

Bapak: Di Balaikota, Nak. Ada festival wayang selama empat hari.

Satria: Nanti ceritanya tentang apa, Pak.

Bapak: Tentang kisah Mahabharata.

Satria: Kisah apa itu, Pak?

Bapak: Kisah perebutan tahta antara Pandawa Lima dan Kurawa. Apakah kamu tahu Pandawa Lima?

Satria: Tahu, Pak. Puntadewa, Werkudara, Janaka, Nakula, dan Sadewa.

Bapak: Ya, pintar. Semua tokoh tersebut akan muncul.

Satria: Bagaimana peran Pandawa, Pak?

Baca Juga: 13 Contoh Tembung Pepindhan Bahasa Jawa dengan Awalan Huruf A

Bapak: Pandawa jadi pihak yang memiliki sifat baik, tetapi dibohongi dan diadu domba oleh Kurawa. Kurawa ingin punya tahta yang bukan haknya.

Satria: Apakah Pandawa kalah, Pak?

Bapak: Pandawa tetap menang. Pandawa dan Kurawa akan perang Baratayudha. Meskipun kalah pasukan, tetapi Pandawa tetap menang karena sifat baiknya.

Satria: Wah, bakal seru ini, Pak. Aku tidak sabar.

Bapak: Iya, banyak pelajaran yang diambil dari kisah ini.

Nah, itulah contoh percakapan bahasa Jawa dengan orang tua tentang wayang Mahabharata, Adjarian.

Setelah ini, Adjarian bisa mulai coba membuatnya sendiri. Selamat mencoba!