adjar.id – Penulis dan karya sastra Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan gaya dari masa ke masa.
Penulis atau sastrawan di Indonesia yang memberikan pengaruh tidak hanya di bidang bahasa dan sastra, tetapi juga merubahb keadaan bangsa Indonesia.
Penulis di Indonesia terbagi menjadi beberapa angkatan yang berbeda, dan diawali dengan terbentuknya angkatan balai pustaka tahun 1920.
Setelah angkatan balai pustaka, kemudian hadir angkatan pujangga baru, angkatan 1945, dan angkatan 1950-1960-an.
Pengelompokkan angkatan penulis dan karya sastranya ini didasari atas gaya penulisan dari masing-masing angkatan yang berbeda.
Perbedaan gaya penulisan ini memperkaya hasil karya-karya sastra Indonesia yang ada saat ini, Adjarian.
Sehingga, karya-karya sastra yang ada di Indonesia bisa menjadi sumber pembelajaran yang baik karena kebanyakan karya sastra menceritakan keadaan zaman karya tersebut.
Nah, materi TWK CPNS juga ada yang membahasa mengenai penulis dan karya sastra Indonesia, lo.
Yuk, kita cari tahu, Adjarian!
Baca Juga: Siapa Penulis Buku Novel Pertama di Dunia?
Penulis dan Karya Sastra
Berikut ini beberapa nama penulis dan karya sastranya dari berbagai angkatan, yaitu:
1. Penulis Angkatan Balai Pustaka
Berikut ini beberapa penulis dari angkatan balai pustaka tahun 1920 sampai 1930, di antaranya:
- Merari Serigar dengan karya Azab dan Sengsara dan Binasa kerna Gadis Priangan.
- Marah Roesli dengan karya Siti Nurbaya, La Hami, serta Anak dan Kemenangan.
- Muhammad Yamin dengan karya Tanah Air, Indonesia Tumpah Darahku, serta Ken Arok dan Ken Dedes.
- Nur Sultan Iskandar dengan karya Cinta yang Membawa Maut, Tuba Dibales dengan Susu, dan Hulubalang Raja.
- Aman Datuk Majoindo dengan karya Si Cebol Rindukan Bulan dan Menebus Dosa.
Baca Juga: Materi TWK CPNS Penggunaan Tanda Tanya, Tanda Seru, dan Garis Miring
2. Penulis Angkatan Pujangga Baru
Berikut ini beberapa penulis dari angkatan balai pustaka tahun 1930 sampai 1942, di antaranya:
- Sultan Takdir Alisjahbana dengan karya Tebaran Mega, Layar Terkembang, dan Dian Tak Kunjung Padam.
- Buya Hamka dengan karya Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, Di Bawah Lingkungan Ka’bah, dan Tuan Direktur.
- Armijn Pane dengan karya Gamelan Djiwa, Belenggu, dan Jiwa Berjiwa.
- Sanusi Pane dengan karya Puspa Mega, Sandhyakala Ning Majapahit, dan Madah Kelana.
- Amir Hamzah dengan karya Setanggi Timur dan Nyanyi Sunyi.
3. Penulis Angkatan 1945
Berikut ini beberapa penulis dari angkatan 1945, di antaranya:
Baca Juga: Materi TWK CPNS Jenis Singkatan dan Akronim dalam Bahasa Indonesia
- Chairil Anwar dengan karya Kerikil Tajam Deru Campur Debu.
- Asrul Sani bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin dengan karya Tiga Menguak Takdir.
- Idrus dengan karya Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma.
- Utuy Tatang Sontani dengan karya Tambera, Awal dan Mira.
4. Penulis Angkatan 1950-1960-an
Berikut ini beberapa penulis dari angkatan 1950 sampai 1960-an, di antaranya:
- Nh. Dini dengan karya Hati jang Damai dan Dua Dunia.
- Ananta Toer dengan karya Bukan Pasar Malam, Di Tepi Kali Bekali, Gadis Blora, dan Bumi Manusia.
- Sitor Sitomorang dengan karya Dalam Sadjak, Djalan Mutiara, dan Surat Kertas Hidjau.
Baca Juga: Mengenal Unsur-Unsur Cerpen Ekstrinsik dalam Bahasa Indonesia
- Mochtar Lubis dengan karya Jalan Tak Ada Ujung dan Tanah Gersang.
- W.S. Rendra dengan karya Ia Sudah Bertualang dan Balada Orang-Orang Tercinta.
5. Penulis Angkatan 1966
Berikut ini beberapa penulis dari angkatan 1966, di antaranya:
- Taufik Ismail dengan karya Tirani dan Benteng, Sajak Ladang Jagung, dan Puisi-Puisi Langit.
- Sapardi Djoko Damono dengan karya Mata Pisau dan Hujan Bulan Juni.
- Goenawan Mohamad dengan karya Interlude, Potret Seorang Penyair Muda sebagai si Malin Kundang, dan Parikesit.
Nah, itulah tadi Adjarian, beberapa penulis dan karya sastra Indonesia dari berbagai angkatan, ya!