adjar.id – Ada beberapa cara menentukan awal bulan puasa atau 1 Ramadan, Adjarian.
Sebentar lagi umat Islam di seluruh dunia termasuk Indonesia akan menyambut datangnya bulan Ramadan 2022.
Pada bulan Ramadan, setiap umat Islam yang sudah memenuhi syarat diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa.
Puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Nah, puasa Ramadan termasuk sebagai puasa wajib, yaitu puasa yang kewajibannya ditetapkan dalam Alquran, hadis nabi, dan ijma.
Lalu kapan jatuhnya awal bulan puasa Ramadan itu?
Setiap tahun, untuk menentukan 1 Ramadan digunakan dua metode penentuan, yaitu metode hisab dan rukyat.
Apa yang dimaksud dengan metode hisab dan metode rukyat?
Yuk, kita cari tahu bersama macam-macam cara menentukan awal bulan puasa Ramadan!
Baca Juga: Syarat Wajib dan Syarat Sah Puasa dalam Ajaran Agama Islam
Cara Menentukan Awal Bulan Puasa
1. Metode Hisab
Metode hisab adalah perhitungan waktu berdasarkan posisi geometris dari benda-benda langit, seperti bulan, bumi, dan matahari.
Selain menentukan awal bulan puasa, metode hisab ini biasa digunakan untuk menentukan waktu salat, waktu haji, dan lain sebagainya.
Nah, ilmu yang digunakan untuk melakukan metode hisab adalah ilmu haiah atau ilmu falak.
Cara melakukan metode hisab ini bisa dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus menghutung awal bulan dengan menggunakan data astrionomis, Adjarian.
2. Metode Rukyat
Metode rukyat adalah observasi benda-benda langit yang bertujuan untuk memverifikasi hasil dari metode hisab.
Nah, penentuan awal bulan puasa dengan metode ini akan dilakukan melalui sidang isbat.
Baca Juga: 6 Manfaat Puasa Ramadan, Materi Pendidikan Agama Islam Kelas 5
Metode rukyat atau rukyatul hilal adalah aktivitas yang mengamati bulan sabit atau visibilitas hilal saat matahari tenggelam menjelang awal bulan dalam kalender Hijriah, Adjarian.
Metode ini biasanya digunakan untuk menentukan awal bulan Ramadan, Dzulhijjah, dan Syawal.
O iya, dalam pemantauan hilal ini, Kementerian Agama akan bekerjasama dengan organisasi masyarakat Islam, pakar LAPAN, pakar BMKG, dan pondok pesantren.
Hal ini dilakukan untuk melakukan perhitungan di berbagai daerah yang terdapat hilal pada waktu yang ditentukan tersebut agar tidak terjadi salah lihat.
Hilal sendiri baru bisa dilihat dengan ketinggian 2 derajat, jarak sudut matahari-bulan atau elongasi 3 derajat, dan umur minimal 8 jam saat ijtimak.
Pemantauan dengan metode rukyat ini biasanya akan dilakukan pada tanggal 29 bulan Syakban.
Nah, itulah dua cara menentukan awal bulan puasa Ramadan atau 1 Ramadan, Adjarian.
Tonton video ini, yuk!