Kenapa bahasa ibu dapat dikatakan sebagai identitas kebudayaan seseorang?
Hal ini dikarenakan bahasa ibu dapat membuat seseorang saling mengenali satu sama lain serta digunakan untuk memahami lingkungan sosial budaya di sekitarnya.
Bahasa ibu juga erat hubungannya dengan kebudayaan di mana indivdu tersebut tinggal.
Di Indonesia, bahasa Ibu dapat berupa bahasa Indonesia maupun bahasa daerah.
Misalnya, seseorang yang terlahir di lingkungan masyarakat Jawa, kemungkinan besar, bahasa ibunya adalah bahasa Jawa.
Hal ini dikarenakan bahasa yang pertama kali dipahami dan diucapkan adalah bahasa Jawa. Begitu pula dengan etnis atau suku lainnya di Indonesia.
Tidak hanya bahasa daerah, bahasa Indonesia pun juga bisa menjadi bahasa ibu seseorang jika memang bahasa pertama yang dipahami orang tersebut adalah bahasa Indonesia.
Baca Juga: Hari Gizi Nasional 2022: Logo, Tema, dan Sejarah Singkatnya
Jadi, bahasa ibu seseorang besar dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya tempat orang tersebut belajar bahasa untuk pertama kalinya.
Sebagai negeri yang kaya akan suku bangsa, Indonesia memiliki ratusan bahasa ibu yang diguunakan oleh masyarajat di setiap komunitasnya.
Melansir data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), hingga sekarang, negeri seribu pulau ini setidaknya memiliki 718 bahasa ibu.
Jumlah inilah yang membuat Indonesia dijuluki sebagai negara yang memiliki jumlah bahasa ibu terbanyak di dunia setelah Papua Nugini.
Sebagian orang menganggap bahasa ibu sama dengan bahasa daerah. Hal tersebut tidak bisa dikatakan salah.
Mengingat bahasa ibu mulanya berasal dari bahasa daerah yang dituturkan kelompok etnis atau suku bangsa tertentu, tetapi memiliki ragam yang berbeda.
O iya, karena pentingnya keberadaan bahasa ibu sebagai identitas kebudayaan individu, ditetapkanlah Hari Bahasa Ibu Internasional yang diperingati tanggal 21 Februari setiap tahunnya.
Nah, Adjarian, itulah yang dimaksud dengan bahasa ibu.