Jenis-Jenis Hujan yang Sering Terjadi, Salah Satunya Hujan Zenithal

By Nabil Adlani, Rabu, 9 Februari 2022 | 12:30 WIB
Hujan merupajan fenomena alam yang sering terjadi di sekitar kita. (pixabay)

adjar.id – Sudah tahukah Adjarian jenis-jenis hujan?

Hujan adalah curah butiran air dari atmosfer sampai ke permukaan bumi, baik berbentuk cair maupun padat atau es dan salju.

Butiran air tersebut berasal dari uap air yang mengalami penggabungan antara partikel melalui inti kondensasi.

Selain itu, butiran air ini juga mengalami penurunan suhu sampai titik embun atau titik beku.

O iya, banyaknya curah hujan yang mencapai permukaan bumi selama selang waktu tertentu dinyatakan dengan ketebalan dan ketinggian air hujan.

Alat penakar curah hujan disebut dengan obrometer yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu rekaman dan nonrekaman.

Nah, kali ini kita akan membahas mengenai beberapa jenis hujan yang menjadi materi geografi kelas 10 SMA.

Yuk, kita cari tahu jenis-jenis hujan!

“Prinsip penakaran air hujan ialah dengan menampung air hujan langsung dari atmosfer.”

Baca Juga: Pengertian dan Dampak Angin Muson, Si Penentu Musim di Indonesia

Jenis-Jenis Hujan

Proses terjadinya hujan bercaman-macam, baik ketika awal kondensasi pada saat awan pembawa hujan diarak angin maupun pada saat awan terangkat oleh arus konveksi.

Berikut ini beberapa jenis hujan yang sering terjadi, di antaranya:

1. Hujan Orografi

Hujan orografi atau orografis adalah hujan yang terjadi karena awan yang membawa hujan diarak oleh angin dari bagian permukaan bumi yang rendah ke lereng gunung atau pegunungan.

Nah, pada ketinggian tertentu, uap air mengalami pendinginan dan kondensasi, maka terjadilah hujan di lereng gunung tersebut.

Jika angin bertiup dari suatu lereng pegunungan itu, maka hujan orografis akan terjadi sapanjang tahun, Adjarian.

Lereng gunung yang selalu mendapat curah hujan orografis disebut dengan lereng hadap hujan.

Sementara lereng sebelahnya yang tidak terkena curah hujan disebut dengan lereng bayangan hujan.

Baca Juga: Macam-Macam Awan Penghasil Hujan dan Ciri-cirinya

“Hujan orografis merupakan jenis hujan yang terjadi di lereng gunung akibat awan pembawa hujan naik ke lereng gunung.”

2. Hujan Zenithal

Hujan zenithal terjadi karena massa udara panas membumbung ke atas.

Massa udara yang mengandung uap air tersebut setelah sampai pada lapisan atas, suhunya menjadi turun dan mengakibatkan kondensasi.

Nah, akibat kondensasi ini maka terjadilah awan cumulus atau cumulunimbus.

Jika penguapan tersebut bertambah besar, awan yang berbentuk juga akan semakin tinggi.

Pada batas tertentu terjadinya turun hujan mendadak atau bisa disertai dengan adanya petir.

O iya, proses hujan zenithal ini banyak terjadi di daerah khatulistiwa dan pada musim panas di daerah sedang.

“Massa udara panas yang membumbung ke atas akan menciptakan hujan zenithal karena massa udara tersebut mengandung uap air.”

Baca Juga: Tampak Bersih, Apakah Air Hujan Boleh Diminum setelah Dimasak? #AkuBacaAkuTahu

3. Hujan Frontal

Hujan frontal terjadi sebagai akibat pertemuan antara dua massa udara yang berbeda suhunya, yaitu yang satu panas dan yang lainnya dingin.

Massa udara yang panas dan mengandung uap air akan bergerak naik seperti menaiki lereng di atas massa udara yang dingin.

Nah, udara dingin yang berada di bagian bawah seperti merundung menyusup di bawah udara panas.

Pertemuan antara udara panas yang membawa uang air ini tentu saja sangat terpengaruh.

Uap air yang dibawa mengalami pengembukanan akibat diturunkan suhunya oleh udara dingin, Adjarian.

Oleh karena terjadi pengembunan maka terjadilah hujan yang dinamakan sebagai hujan frontal.

Hujan jenis ini sering ditemukan di daerah lintang sedang dan di sekitar lingkar kutub atau 60o LU sampai 65o LS.

“Udara panas berasal dari lintang yang lebih rendah dan udara dingin berasal dari lintang tinggi atau sekitar kutub.”

Baca Juga: 7 Penyebab Banjir karena Faktor Alam, Salah Satunya Curah Hujan Tinggi

Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki curah hujan yang sama disebut dengan isohyet dan curah hujan diukur dengan rain gouge.

Curah hujan yang jatuh di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Bentuk topografi wilayah Indonesia.

2. Arah lereng medan.

3. Arah angin yang sejajar dengan garis pantai.

4. Jarak perjalanan angin di atas medan datar

Nah, itulah jenis-jenis hujan yang sering terjadi di bumi, Adjarian.

Yuk, sekarang jawab pertanyaan berikut ini!

Pertanyaan

Bagaiman hujan orografi bisa terjadi?

Petunjuk: Cek halaman 2.

Tonton juga video ini, ya!