adjar.id – Terdapat teori-teori perilaku menyimpang yang ada di dalam masyarakat.
Perilaku menyimpang adalah segala tindakan yang melanggar nilai dan norma di dalam masyarakat.
Menurut para ahli sosiologi, perilaku menyimpang termasuk hasil dari sosialisasi yang tidak sempurna, Adjarian.
Nah, kali ini kita akan membahas mengenai berbagai teori perilaku menyimpang yang menjadi materi sosiologi kelas 10 SMA.
Adanya perilaku menyimpang ini tentu saja merugikan bagi anggota masyarakat lain dan bisa mengganggu keteraturan sosial yang ada di dalam masyarakat.
Agar penyimpangan sosial tidak meluas, diperlukan tindakan pencegahan melalui alat-alat pengendalian sosial yang ada di masyarakat.
O iya, dalam sosiologi terdapat teori-teori tentang perilaku menyimpang yang diutarakan oleh para ahli sosiologi.
Yuk, cari tahu!
“Pengendalian sosial penting dilakukan agar bisa mewujudkan keteraturan dan ketertiban sosial.”
Baca Juga: Mengenal Pengertian, Jenis-Jenis, dan Penyebab Perilaku Menyimpang
Teori-Teori Perilaku Menyimpang
Berikut ini beberapa teori perilaku menyimpang dalam ilmu sosiologi.
1. Teori Differencial Association
Teori Differencial Association ini diungkapkan oleh Edwin H. Sutherland.
Sutherland dalam teori ini menyatakan bahwa perilaku menyimpang merupakan perilaku yang disebabkan karena adanya hubungan diferensiasi.
Jadi, agar terjadi penyimpangan seseorang harus mempelajari lebih dahulu bagaimana cara menjadi seorang yang menyimpang.
Nah, proses pembelajaran ini terjadi akibat interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain.
2. Teori Labelling
“Derajat interaksi sosial yang bisa membuat penyimpangan ialah dengan skala prioritas, lamanya, dan intensitas interaksinya.”
Baca Juga: Penyebab Munculnya Perilaku Menyimpang dalam Masyarakat
Teori labelling diungkapkan oleh Edwin M. Lemert yang menjelaskan menyimpangan adalah teori lebelling.
Dalam teori ini perilaku menyimpang ialah perilaku yang menyimpang karena adanya pemberian julukan.
Jadi, seseorang menjadi orang yang menyimpang karena proses lebelling berupa julukan, cap, etiket, dan merk yang ditunjukan oleh masyarakat ataupun lingkungan sosialnya.
Teori lebelling ini menggambarkan bagaimana suatu perilaku menyimpang seringkali menimbulkan serangkaian peristiwa yang justru meningkatkan tindakan penyimpangan.
3. Teori Merton
Merton mengidentifikasikan lima tipe cara adaptasi individu terhadap situasi tertentu dan empat di antara perilaku dalam menghadapi situasi tersebut termasuk perilaku menyimpang.
- Konformitas, merupakan cara yang paling banyak dilakukan, di mana perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan oleh masyarakat.
- Inovasi, merupakan cara di mana perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat tetapi menggunakan cara yang dilarang oleh masyarakat.
“Teori labelling menganggap bahwa peyimpangan terjadi karena adanya pemberian julukan dari masyarakat.”
Baca Juga: Kumpulan Soal dan Jawaban serta Pembahasan Materi Penyimpangan Sosial
- Ritualisme, merupakan perilaku seseorang yang meninggalkan tujuan budaya, tapi masih berpegang pada cara-cara yang sudah digariskan masyarakat.
- Retreatism, merupakan adaptasi perilaku seseorang yang tidak mengikuti tujuan budaya dan tidak mengikuti cara untuk meraih tujuan budaya.
- Rebellion, merupakan pola adaptasi yang tidak lagi mengakui struktur sosial yang ada dan berupaya untuk menciptakan struktur sosial yang lain.
4. Teori Fungsi
Teori fungsi diutarakan oleh Durkheim yang mengungkapkan bahwa keseragaman dalam kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak dimungkin tiap individu berbeda satu dengan lainnya.
Hal ini dipengaruhi secara berlainan oleh berbagai faktor, seperti keturunan, lingkungan sosial, dan lingkungan fisik.
Durkheim berpendapat bahwa kejahatan perlu bagi masyarakat karena dengan adanya kejahatan maka moralitas dan hukum bisa berkembang secara norma.
Nah, itulah teori-teori perilaku menyimpang yang diutarakan oleh berbagai ahli sosiologi yang salah satunya adalah teori lebelling, Adjarian.
Sekarang jawab pertanyaan berikut ini, yuk!
Pertanyaan |
Sebutkan lima tipe cara adaptasi individu dalam teori Merton! |
Petunjuk: Cek halaman 3 dan 4. |