adjar.id – Adjarian, pasti sudah tidak asing dengan Jenderal Sudirman, kan?
Yap, Jenderal Sudirman adalah sosok pahlawan revolusi nasional yang sangat disegani.
Jenderal Sudirman dahulu merupakan seorang Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Istilah TKR kini disebut dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Meski menyandang pangkat jenderal, tapi, pada awalnya ia berprofesi semacam hansip, lo.
Ia berpartisipasi untuk mengantisipasi serangan udara di zaman kolonial. Beberapa waktu kemudian, diangkat menjadi komandan batalyon selama sekitar dua tahun.
Jenderal Sudirman populer dengan taktik gerilya yang mumpuni saat perang melawan penjajah.
Selain berprestasi di dunia militer, Jenderal Sudirman juga cerdas dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan ilmu agama.
Nah, berikut ini fakta-fakta mengenai Jenderal Sudirman yang patut diteladani. Kita simak, yuk!
"Jenderal Sudirman merupakan pahlawan revolusi nasional."
Baca Juga: Mengenal Tokoh Musik Ismail Marzuki
Bentuk Keteladanan Jenderal Sudirman
1. Berkiprah di Dunia Militer
Jenderal Sudirman memang seorang jenedral besar yang patut kita teladani.
Pada awalnya, ia tergabung dalam BKR (Badan Keamanan Rakyat), yang kemudian berganti nama menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
Nah, TKR ini lah yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang kita kenal saat ini, Adjarian.
Saat Belanda menduduki Indonesia, ia pernah diminta untuk menjadi pelatih kemiliteran untuk tentara pribumi.
Saat kependudukan Jepang, ia dipercaya menjadi pemimpin organisasi Syu Sangkai yang bertujuan untuk menjaga keamanan Indonesia dari serangan tentara Sekutu.
Nama Jenderal Sudirman semakin melejit ketika menjadi pemimpin Pertempuran Palagan Ambarawa di akhir 1945.
Meski korban banyak berjatuhan, pertempuran tersebut dianggap sebagai suatu kemenangan.
Baca Juga: 21 Pahlawan Nasional Indonesia
Kiprah Jenderal Sudirman di Ambawara membuat Presiden Sukarno mempercayakan jabatan panglima TNI kepadanya. Ia terpilih melalui voting pada 12 November 1945.
"Jenderal Sudirman dipercaya sebagai ketua Syu Sankai saat kependudukan Jepang."
2. Menjadi Guru
Selain cerdik di bidang militer, Jenderal Sudirman juga pintar dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
Jenderal Sudirman diangkat menjadi guru sekolah dasar di Hollandschlnlandsche School (HIS).
Sebelumnya, ia pernah mengajar di SD Muhammadiyah dan di sekolah Wirotomo.
Saat zaman kependudukan Belanda, ia memang belum terlalu berkiprah di dunia militer.
Saat itu, Jenderal Sudirman dikenal sebagai guru.
"Sebelum terjun ke dunia militer, Jenderal Sudirman merupakan seorang guru."
Baca Juga: 10 Pahlawan Revolusi Indonesia
3. Pintar Bernegosiasi
Pada saat kependudukan Jepang tahun 1942, banyak sekolah yang ditutup oleh pemerintah Jepang. Sebagai akibatnya, Jenderal Sudirman sudah tidak bisa lagi mengajar.
Tempatnya mengajar dijadikan sebagai pos militer oleh pemerintah Jepang.
Meski demikian, perjuangannya untuk mengajar tak berhenti sampai di situ.
Ia berhasil melakukan negosiasi dengan pemerintah Jepang agar tetap bisa mengajar meski dengan keterbatasan.
Demikian kisah Jenderal Sudirman yang patut kita teladani.
Setelah memahaminya, coba kerjakan soal berikut, yuk!
Pertanyaan |
Uraikan perjalanan karier Jenderal Sudirman di bidang militer! |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Tonton video ini, yuk!