Antivenom is similar to vaccinations but has one key [8] difference.
Vaccinations are used to teach human antibodies to develop a resistance against a [9] disease.
However, the nature and ferocity of venom means the body can never create enough antibodies to fight back fast enough. Therefore, ready-made 'donor' antibodies are the perfect solution.
With this backup, the body's defenses can multiply and [10] attack the venom molecules, neutralizing them before they destroy cells.
Baca Juga: Jawab Soal Materi Bahasa Inggris Kelas XI, Mid-Term Test No. 26-30
Terjemahan
Entah itu kobra, laba-laba, atau kalajengking yang mematikan, antivenom [1] memberi kita satu garis hidup terakhir untuk melawan sengatan dan gigitan yang mematikan.
Pada perkiraan saat ini, gigitan ular [2] saja bertanggung jawab atas hingga 100.000 kematian setiap tahunnya, sehingga produksi dan pengembangan antivenom sangat penting [3].
Proses ini dirancang pada tahun 1894, oleh ahli bakteriologi Prancis Albert Calmette, seorang mahasiswa dari ilmuwan Louis Pasteur.
Hewan beracun itu 'diperah' untuk dicari racunnya, dengan menekan secara lembut kelenjar racunnya untuk diuji pada kuda, kambing, dan lainnya.