adjar.id - Apa peristiwa yang Adjarian ingat ketika mendengar atau menyanyikan lagu Indonesia Raya?
Barangkali sebagian besar akan langsung mengingat upacara bendera.
Lagu Indonesia Raya memang menjadi lagu yang selalu dinyanyikan pada saat upacara bendera berlangsung.
Tepatnya, Indonesia Raya dinyanyikan pada saat bendera merah putih mulai dikibarkan oleh petugas upacara.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Sumpah Pemuda dan Tokoh-Tokoh Penting di Baliknya
Tepat ketika bendera telah sampai titik puncak tiang bendera, lagu Indonesia Raya pun selesai.
Maka, tidaklah mengherankan kalau Adjarian mengaitkan lagu Indonesia Raya dengan upacara bendera.
Namun, kali ini kita bisa mengaitkan lagu Indonesia Raya dengan peristiwa lain. Peristiwa tersebut adalah Kongres Pemuda II.
Apa hubungannya?
Kita barangkali hanya mengingat Kongres Pemuda II dengan Ikrar Sumpah Pemuda yang berbunyi sebagai berikut:
"Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia."
"Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yanng satu, bangsa Indonesia."
"Kamiputra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia."
Baca Juga: Sejarah Hari Sumpah Pemuda dan Tokoh-Tokoh Bersejarah di Baliknya
Namun, hal penting dalam Kongres Pemuda II yang digelar pada 28 Oktober 1928 di Batavia itu bukan cuma ikrar sumpah pemuda saja, lo!
Pada Kongres Pemuda II itu jugalah lagu Indonesia Raya gubahan W.R Supratman pertama kalinya diperdengarkan langsung pada khalayak.
Namun, sebenarnya lagu tersebut telah direkam W.R Supratman pada 1927. Ia merekam lagu gubahannya dengan bantuan Yo Kim Tjan, pemilik toko Populaire Pasar Baroe.
Pada saat rekaman, W.R Supratman merekam dua versi dari lagu Indonesia Raya.
Versi pertama adalah versi keroncong tanpa lirik dan versi kedua adalah rekaman suara W.R Supratman dan gesekan biolanya.
Proses rekaman ini dilakukan Supratman di ruang pesta Hotel Wilhelmina, Jalan Gunung Sahari 52, Jakarta.
Nah, pada Kongres Pemuda II, para peserta kongres begitu antusias mendengar lagu gubahan W.R Supratman ini.
Mereka meminta agar lagu itu diulangi sekali lagi. Kali ini Dolly Sali, putri Agus Salim, yang telah hafal lirik lagu tersebut, menyanyikan Indonesia Raya tanpa iringan biola.
Baca Juga: Jawab Soal Teks Peristiwa Sumpah Pemuda 1928, Kelas 5 Tema 5 Subtema 1
Namun, karena diawasi oleh aparat kolonial Hindia Belanda, lirik lagu Indonesia Raya perlu diubah sedikit.
Jika seharusnya lirik pada bagian refrein adalah "Indonesia Raya, merdeka, merdeka", hari itu lirik berubah menjadi, "Indonesia Raya, mulia, mulia".
Meski begitu, akibat W.R Supratman mendapat kesempatan membawakan gubahan lagunya pada Kongres Pemuda II, lagu ini langsung populer di kalangan para pemuda.
Itulah kaitan Indonesia Raya dan Sumpah Pemuda. Keduanya sama-sama memiliki posisi penting dalam Kongres Pemuda II, Adjarian.