Konflik Sosial yang Terjadi di Beberapa Daerah pada Era Reformasi

By Nabil Adlani, Sabtu, 23 Oktober 2021 | 15:00 WIB
Pada era reformasi terdapat beberapa konflik sosial yang terjadi di Indonesia. (unsplash)

adjar.id – Adjarian, tahu tidak kalau ada konflik sosial yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia pada era reformasi?

Reformasi terjadi di Indonesia pada tahun 1988 yang ditandai dengan mundurnya Presiden Soeharto sebagai presiden Indonesia.

Adanya reformasi sendiri dalam tujuan politik yaitu untuk mencapai demokratisasi, sedangkan dari tujuan hukumnya untuk mencapai keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kali ini kita akan membahas mengenai konflik sosial di beberapa daerah di Indonesia pada era reformasi yang menjadi materi sejarah kelas 12 SMA.

Baca Juga: Jawab Soal Penerapan Pancasila pada Masa Orde Baru, Orde Lama, dan Reformasi

Reformasi sendiri menunjuk adanya perbaikan dan perubahan pada segala aspek kehidupan agar menjadi lebih baik.

Nah, ternyata dalam beberapa kasus pada era reformasi ini malah banyak terjadi konflik yang sifatnya etnis di berbagai daerah.

Adanya kondisi sosial masyarakat yang kacau akibat lemahnya hukum dan perekonomian menimbulkan beberapa gesekan-gesekan di dalam masyarakat.

Yuk, kita simak penjelasan mengenai beberapa konflik sosial yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia berikut ini!

“Lemahnya hukum dan perekonomian pada era reformasi membuat timbulnya konflik sosial di dalam masyarakat pada saat itu.”

 

1. Kalimantan Barat

Konflik sosial terjadi di daerah Kalimantan Barat yang melibatkan etnik Dayak, Melayu, dan Madura.

Kejadian ini bermula saat seorang pencuri asal etnis Madura tertangkat di desa Parisetia, sambas, Kalimantan Barat yang kemudia dihakimi hingga wafat pada 1999.

Nah, penduduk yang menghakimi tersebut merupakan penduduk beretnis Dayak dan Melayu.

Kemudian menyebar isu di kalangan penduduk Desa Sarimakmur yang mayoritas dihuni oleh etnis Madura hingga melakukan aksi balas dendam.

Baca Juga: Sebab-Sebab Terjadinya Reformasi 1998 di Indonesia

Aksi balas demdam tersebut dilakukan dengan penyerangan dan perusakan segala sesuatu yang ada di desa Parisetia.

Lalu, mungcullah aksi saling balas dendam antaretnis yang sampai menyebar ke berbagai daerah di Kalimantan Barat.

Hingga akhirnya pemerintah membentuk Forum Komunikasi Masyarakat Kalimantan Barat yang berisikan tokoh masyarakat dari masing-masing etnis.

Tujuannya yaitu sebagai wadah untuk menyelesaikan segala permasalahan dengan jalur damai tanpa kekerasan.

“Konflik sosial yang terjadi di Kalimantan Barat melibatkan konflik antar etnis Madura, Dayak, dan Melayu.”

 

2. Kalimantan Tengah

Konflik sosial yang pernah terjadi di Kalimantan Barat juga pernah terjadi di Kalimantan tengah tepatnya pada 18 Februari 2001.

Konflik ini melibatkan etnis Dayak dan Madura yang diawali oleh adanya pertikaian perorangan antaretnis di Kalimantan Tengah.

Konflik tersebut banyak memakan korban jiwa dan ribuan rumah hancur, di mana kejadian itu terjadi di daerah Sampit, Kalimantan Tengah.

3. Sulawesi Tengah

Konflik yang terjadi di Sulawesi Tengah ini berada di daerah Poso yang merupakan konflik antaragama.

Konflik ini terjadi pada 26 Desember 1998 yang bermula dari perkelahian dua orang yang berbeda agama.

Baca Juga: Sejarah Sistem Tanam Paksa pada Era Belanda di Indonesia

Hingga kemudian muncul isu yang berkembang di masyarakat yang menyebabkan timbulnya ketegangan antaragama di Poso.

Konflik ini menyebabkan jatuhkan ratusan korban jiwa serta ratusan tempat ibadah dan rumah warga hancur.

Konflik ini diselesaikan dengan adanya beberapa pertemuan, salah satunya pertemuan Malino yang dilakukan pada 19-20 Desember 2001.

“Konflik antaretnis terjadi juga di Kalimantan Tengah, sementara di Sulawesi Tengah terjadi konflik antaragama.”

 

4. Maluku

Konflik sosial juga terjadi di Maluku dipicu karena adanya konflik agama pada tahun 1999.

Puncak konflik ini yaitu terjadinya kerusuhan massa yang disertai dengan adanya pembakaran masjid.

Warga Islam di Maluku yang tidak terima terhadap hal tersebut kemudian membalasnya dengan membakar dan merusak gereja yang meluas menjadi konflik antaragama.

Akan tetapi, konflik yang awalnya antaragama kemudian berkembang menjadi gerakan separatis, di mana pada 25 April 2002 terbentuk Front Kedaulatan Maluku.

Baca Juga: Jenis-Jenis Sejarah yang Bisa Ditulis oleh Seorang Peneliti Sejarah

Gerakan separatis ini juga sempat mengibarkan bendera Republik Maluku Selatan atau RMS di beberapa tempat di Maluku.

Nah, upaya penurunan bendera Republik Maluku Selatan bahwa sampai menimbulkan beberapa korban.

Adjarian, itu tadi beberapa konflik sosial yang terjadi di beberapa daerah pada era reformasi yang salah satunya terjadi di Kalimantan Barat.

Sekarang, yuk, coba jawab pertanyaan berikut ini, ya!

 

Pertanyaan

Apa jenis konflik yang terjadi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat?

Petunjuk: Cek halaman 2 dan 3.