Bercukur
Hari sabtu, sekitar pukul tiga sore aku pergi ke tukang cukur bersama ibu. Tukang cukur kami kami berada di samping pasar. Nama tukang cukurnya adalah Pak Rudi.
Di situ kami mengantre. Aku berada di urutan ketiga. Di belakangku masih ada satu orang lagi. Aku tidak mengenalnya. Usianya mungkin 40 tahun.
Orang ini bertanya pada Pak Rudi, jam berapakah Pak Rudi menutup tempat cukurnya.
"Maksimal jam empat, Pak. Tapi kalau sudah enggak ada yang mau cukur lagi saya tutup, Pak."
"Minggu buka tidak, Pak?" balas bapak itu.
Baca Juga: Contoh Soal, Jawaban, dan Pembahasan Interaksi dengan Lingkungan
"Minggu tutup, Pak," kata Pak Rudi. "Saya ada ibadah ke gereja."
Bapak itu terlihat kebingungan dengan menggaruk kepalanya. Lalu ia kembali minta izin kepada Pak Rudi untuk salat dulu. "Tadi lupa belum salat zuhur, Pak. Sebelum memasuki waktu Asar. Nanti tunggu saya, ya, Pak."
Pak Rudi mengiyakan permintaan bapak tersebut. Jarak masjid dengan tempat cukur Pak Rudi sekitar 200 meter. Orang itu lalu bergegas ke masjid.
"Baru seminggu buka langsung laku, ya, Pak Sigit?" kata ibu. Pak Sigit kemudian tersenyum.
Ternyata Pak Sigit pedangan baru di pasar tersebut.
Sepuluh menit kemudian azan asar berkumandang. "Semoga Pak Sigit sudah selesai salat zuhur-nya," kata Pak Rudi.