Mengenal Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara di Indonesia

By Nabil Adlani, Minggu, 11 Juli 2021 | 10:30 WIB
Masa praaksara di Indonesia di buka dengan masa berburu dan bercocok tanam. (pxhere)

adjar.id – Adjarian pernah mendengar kehidupan masa praaksara?

Kehidupan masa praaksara merupakan kehidupan pada masa prasejarah.

Yap, masa praaksara merupakan zaman manusia belum mengenal tulisan.

Baca Juga: Mengenali Masyarakat Praaksara Berdasarkan Corak Kehidupannya

Pada masa praaksara tersebut, manusia yang menempati bumi merupakan manusia berjenis Meganthropus palaeojavanicus, Homo sapiens, dan Phitecanthropus erectus.

O iya, kehidupan masa praaksara ini terbagi menjadi tiga masa, lo.

Tiga masa tersebut, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, perundagian, dan bercocok tanam.

Nah, yuk, kita simak penjelasan lebih jauh tentang kehidupan masyarakat masa praaksara!

 

“Kehidupan masa praaksara adalah kehidupan yang terjadi saat manusia belum mengenal tulisan.”

 

1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Kehidupan masa berburu dan mengumpulkan makanan dimulai sejak zaman Phithecanthropus sampai zaman Homo sapiens yang bergantung pada alam.

Manusia pada masa ini tinggal di padang rumput yang memiliki semak belukar dan letaknya berdekatan dengan sungai.

Daerah tersebut menjadi tempat persinggahan hewan-hewan seperti kuda, rusa, monyet, dan kerbau.

Baca Juga: Peran dan Fungsi Keragaman Bahasa dalam Kehidupan Manusia

Nah, hewan-hewan inilah yang akhirnya menjadi buruan dan sumber makanan bagi manusia di masa tersebut.

Selain berburu, mereka juga mengumpulkan tumbuhan seperti keladi, ubi, dan buah-buahan.

O iya, pada masa ini ada dua hal yang penting, yaitu membuat alat-alat yang berasal dari batu kasar, tulang, dan kayu.

Hasilnya berupa kapak perimbas, alat-alat serpih, dan juga kapak genggam.

 

“Manusia pada masa berburu dan bercocok tanam merupakan manusia yang hidupnya masih berpindah-pindah atau nomaden.”

 

2. Masa Bercocok Tanam

Masa bercocok tanam dimulai ketika manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memanfaatkan hutan untuk dijadikan sebagai ladang.

Berbeda dengan masa berburu dan bercocok tanam yang hidup berpindah, pada masa bercocok tanam manusia mulai hidup menetap di suatu tempat.

Manusia yang tinggal pada masa ini, yaitu manusia berjenis Homo sapiens, yang memiliki ras austromelanesoid dan mongoloid.

Baca Juga: Mengenal Definisi dan Unsur-Unsur Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Manusia pada masa ini bercocok tanam dengan membuka lahan yang dilakukan dengan membakar dan menebang hutan.

O iya, jenis tanaman yang ditanam itu meliputi ubi, pisang, dan sukun.

Selain, bertanam, manusia masa ini juga menangkap ikan dan berburu untuk mencukupi kebutuhan tubuh dengan protein hewani.

Manusia pada masa ini membuat alat-alat dari batu yang sudah mulai halus seperti gerabah, lalu ada alat pemukul dari kayu, dan juga mata panah.

 

“Manusia jenis Homo Sapiens hidup pada masa bercocok tanam ini dan menciptakan alat berupa kapak lonjong.”

 

3. Masa Perundagian

Masa perundagian menjadi masa terakhir dari masa prasejarah di Indonesia.

Masa perundagian merupakan masa di mana manusia sudah memiliki kepandaian dan keterampilan.

Pada masa ini manusia yang tinggal merupakan ras mongoloid dan australomelanesoid.

O iya, pada masa perundagian ini, manusia tinggal di pegunungan, desa-desa, dataran rendah, dan di tepi pantai dengan hidup yang sudah teratur dan terpimpin.

Baca Juga: Pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia untuk Beragam Aktivitas Manusia

Kehidupan masa perundagian ini dikenal dengan pengolahan logam yang diolah menjadi alat-alat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Tipe masyarakat pada masa ini sudah tersusun menjadi kelompok yang majemuk seperti kelompok petani dan pedagang.

Selain itu Adjarian, masyarakat juga sudah membentuk aturan tentang adat istiadat dan peningglan lainnya berupa benda seni dan upacara adat.

Nah, itu tadi kehidupan manusia masa praaksara di Indonesia.

Sekarang, jawab pertanyaan berikut, yuk!

 

Pertanyaan

Apa ciri khas manusia pada masa bercocok tanam?

Petunjuk: Cek halaman 3.