adjar.id – Indonesia adalah negara yang memiliki dua musim dalam setahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Sedangkan di Eropa ada 4 musim yaitu musim dingin, musim panas, musim gugur dan musim semi.
Apakah Adjarian tahu kenapa bisa berbeda?
Ya, itu karena berbedaan letak geografis, di mana Indonesia ada di daerah tropis yang hanya memiliki dua musim yaitu kemarau dan hujan.
Nah ternyata ada klasifikasi tentang iklim, yuk simak penjelasan berikut!
Baca Juga: Gangguan Pada Sistem Pencernaan serta Faktor yang Memengaruhi
Pengertian Iklim
Iklim adalah pola rata-rata keadaan cuaca dalam waktu yang relatif lebih lama dan wilayah yang luas.
Iklim memiliki rentangan waku yang lama dan wilayahnya sangat luas sehingga dapat dikelompokkan dengan mudah.
Iklim diklasifikasikan menjadi 5 yaitu iklim matahari, iklim koppen, iklim schmidt-ferguson, iklim oldeman dan iklim junghuhn.
“Iklim merupakan pola rata-rata keadaan cuaca dalam waktu yang relatih lebih lama dan wilayah yang luas.”
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi iklim ini loh, faktor tersebut berupa Garis lintang, luas daratan, ketinggian, arus laut, pendek panjangnya musim, kondisi udara, topografi dan vegetasi.
Klasifikasi Tipe Iklim
1. Iklim Koppen
Iklim koppen dikemukakan oleh ahli klimatologi bernama Wladimir Koppen yang berasal dari Jerman pada tahun 1900.
Iklim koppen diklasifikasikan berdasarkan curah hujan dan suhu udara.
Koppen membagi klasifikasi iklimnya menjadi lima tipe yaitu:
Iklim tipe A (Tropis)
Tipe A terbagi tiga, yaitu Af (hutan hujan tropis), Am (muson tropis) dan Aw (sabana tropis).
Ciri ciri dari tipe A ini yaitu suhu tahunan rata-rata di atas 18oC, memiliki curah hujan yang tinggi dan tidak memiliki musim dingin.
Baca Juga: Pengertian Biosfer serta Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Iklim tipe B (Kering)
Tipe B terbagi dua, yaitu Bw (gurun) dan Bs (stepa) dengan ciri-cirinya yaitu tidak memiliki sungai yang permanen dan curah hujan yang rendah.
Iklim tipe C (Sedang Hangat)
Iklim tipe C terbagi menjadi tiga, yaitu Cs (musim panas kering), Cw (musim dingin kering) dan Cf (tidak memiliki musim kering).
Ciri-ciri iklim tipe C yaitu memiliki satu bulan dengan suhu rata-rata di atas 10oC dan suhu terdingin rata-rata antara 0-18oC.
“Iklim koppen diklasifikasikan berdasarkan curah hujan dan suhu udara.”
Iklim tipe D (Salju)
Iklim tipe D terbagi dua, yaitu Dw (musim dingin kering, hujan bersalju) dan Df (hujan bersalju, basah sepanjang tahun).
Ciri-ciri iklim tipe D yaitu memiliki satu bulan dengan suhu rata-rata di bawah 0oC dan memiliki 1 bulan dengan suhu rata-rata 10oC.
Iklim tipe E (Kutub)
Iklim tipe E terbagi menjadi 2, yaitu Ef (salju abadi) dan Et (tundra) denganmemiliki suhu tahunan di bawah 10oC.
Baca Juga: Pengertian Pasar Persaingan Sempurna dan Ciri-Cirinya dalam Ekonomi
2. Iklim Matahari
Iklim ini diklasifikasikan berdasarkan dengan panas matahari yang diterima bumi.Iklim menurut iklim matahari terbagi dalam empat bagian, yaitu iklim tropis, subtropis, sedang dan dingin.
3. Iklim Schmidt-Ferguson
Iklim Schmidt-Ferguson diklasifikasikan berdasarkan rata-rata bulan basah dan bulan kering setiap tahunnya.
Bulan basah memiliki curah hujan lebih dari 100 mm, sedangkan bulan kering memiliki curah hujan kurang dari 60 mm.
“Klasifikasi Iklim koppen menjadi yang paling banyak digunakan sebagai acuan.”
4. Iklim Junghuhn
Iklim Junghuhn mengklasifikasikan iklim berdasarkan vegetasi dan tinggian suatu kawasan.
Klasifikasi tersebut terdiri atas daerah panas/tropis, daerah sedang, daerah sejuk dan daerah dingin.
5. Iklim Oldeman
Iklim oldeman yaitu klasifikasi iklim dengan menggunakan curah hujan sebagai acuannya.
Yang membedakan antara iklim Oldeman dan Schmidt-Ferguson adalah keriteria bulan basahnya.
Ciri-ciri klasifikasi iklim Oldeman yaitu bulan basah memiliki curag hujan lebih dari 200 mm sedangkan bulan kering kurang dari 100 mm.
Yuk jawab pertanyaan berikut agar kamu lebih paham!
Pertanyaan: |
Jelaskan iklim tipe C menurut Koppen! |
Petunjuk: Cek halaman 2 |