adjar.id – Sudah memasuki bulan Mei, tetapi mengapa masih ada hujan, ya?
Pertanyaan tersebut mungkin muncul di benak sebagian besar dari kita.
Yap! Normalnya, musim hujan terjadi pada Bulan Oktober sampai April. Sementara musim kemarau berlangsung pada bulan April hingga Oktober bergantian dengan musim hujan.
Nah, selama pergantian musim biasanya terjadi transisi yang dinamakan dengan musim pancaroba atau peralihan.
Musim pancaroba inilah yang banyak membuat kita sakit, sebab naik turunnya tekanan, kelembaban, dan suhu udara terjadi secara tiba-tiba dan signifikan.
Misalnya, nih, siang hari sangat terasa terik, lalu malam harinya turun hujan yang sangat deras.
Lalu, apakah hujan yang terjadi pada bulan Mei hingga Juni ini disebut pancaroba? Padahal sudah seharusnya kita berganti menjadi musim kemarau.
Nah, ternyata, turunnya hujan belakangan ini terjadi akibat fenomena La Nina, Adjarian.
Apa itu La Nina? Mengapa bisa berdampak pada musim kemarau?
Baca Juga: Pengertian dan Dampak Angin Muson, Si Penentu Musim di Indonesia
La Nina
La Nina merupakan fenomena yang mengakibatkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi daripada normalnya.
Nah, peristiwa inilah yang menjadi salah satu faktor terjadinya musim hujan di Indonesia, Adjarian.
Asal kata “La Nina” sendiri diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “Gadis kecil”.
Badan Meteorologi, KLimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa ketika fenomena La Nina terjadi, Suhu Muka Laut (SML) Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan.
Lalu, apa dampaknya?
Nah, tentu saja pendinginan ini akan berpotensi mengurangi pertumbuhan awan di bagian samudera tersebut.
Di samping itu, angin pasat juga berembus lebih kencang di sepanjang Samudera Pasifik, yakni dari Amerika Selatan ke arah Indonesia.
Angin pasat sendiri merupakan angin yang bertiup secara konstan sepanjang tahunnya, dari daerah subtropis menuju daerah khatulistiwa.
Baca Juga: Keadaan Iklim di Indonesia Secara Umum, Salah Satunya Akibat Perubahan Angin Musim
Peristiwa ini akan menungkatkan curah hujan di Indonesia, sehingga musim hujan akan berlangsung lebih lama.
Supari, Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, menyatakan bahwa indikasi menguatnya La Nina ini akan memengaruhi musim kemarau di wilayah Indonesia, seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (1/6/2022).
Nah, wajar saja jika Adjarian merasa suhu terasa lebih dingin dan terjadi hujan belakangan ini.
Supari juga menambahkan bahwa BMKG sudah memperhitungkan adanya kondisi kemarau basah yang terjadi di tahun ini.
Apa itu kemarau basah?
Musim kemarau basah adalah periode di mana hujan tetap turun di musim kemarau. Jenis hujan pada musim tersebut tidak sama seperti musim hujan secara kumulatif.
O iya, kemarau basah juga pernah terjadi di Indonesia pada akhir bulan Agustus hingga September tahun lalu.
Kondisi kemarau basah mengakibatkan sebagaian besar zona musim akan mundur periode musim kemaraunya.
Nah, itulah penyebab terjadinya hujan dan suhu dingin belakangan ini, Adjarian.
Baca Juga: Sering Hujan, Ini 5 Cara Menghangatkan Tubuh saat Udara Dingin
Coba Jawab! |
Apa itu peristiwa La Nina? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Tonton juga video berikut, yuk!
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR