1. Asas hierarki artinya suatu peraturan perundang-udangan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lain yang lebih tinggi tingkatnya.
2. Undang-undang tidak bisa diganggu gugat, artinya hanya boleh diuji oleh lembaga yang berwenang, yaitu DPR dan MK.
3. Undang-undang yang memiliki sifat khusus boleh mengesampingkan undang-undang yang sifatnya umum.
4. Peraturan perundang-undangan yang masih berlaku hanya bisa ubah atau dicabut oleh peraturan yang lebih tinggi atau sederajat.
5. Undang-undang yang baru akan mengesampingkan undang-undang yang ada sejak lama.
6. Undang-undang berasas konsisten yang artinya tidak ada pasal yang saling bertentangan dalam peraturan atau peraturan lainnya.
7. Undang-undang tidak berlaku surut, yaitu peraturan tidak berlaku sebelum diundang-undangkan.
Baca Juga: Materi TWK CPNS, Pokok-Pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
Alur Proses Pembuatan Peraturan Perundang-undangan
Alur proses yang dilakukan dalam pembuatan peraturan perundang-undang, yaitu:
1. Menyiapkan Rancangan Undang-Undang atau RUU.
2. Proses pengajuan Rancangan Undang-Undang atau RUU.
3. Proses pembahasan Rancangan Undang-Undang atau RUU.
4. Proses penetapan Rancangan Undang-Undang atau RUU menjadi Undang-Undang atau UU.
5. Pengesahan dan pemberlakukan Undang-Undang.
Nah, itu tadi Adjarian, proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional yang berasal dari Rancangan Undang-Undang atau RUU.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR