adjar.id - Seperti yang kita tahu, Indonesia memasuki gelombang ke-3 penyebaran COVID-19.
Lonjakan tersebut terjadi sejak awal tahun 2022, Adjarian.
Diperkirakan, lonjakan kasus yang pesat tersebut diakibatkan oleh varian baru, yaitu varian Omicron (B.1.1.529).
Bahkan, kenaikan jumlah kasus harian meningkat hingga sepuluh kali lipat hanya dalam kurun waktu dua minggu.
Hingga 8 Februari 2022, kasus aktif COVID-19 di Indonesia mencapai lebih dari 200.000 kasus.
Oleh sebab itu, lima Organisasi Profesi di Indonesia, yaitu Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terus mempelajari dinamika COVID-19 sampai saat ini.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperbarui Buku Pedoman Tata Laksana COVID-19 menjadi edisi terbaru, yaitu edisi 4.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), DR. Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, menyampaikan bahwa edisi ke-3 launching pada satu tahun yang lalu.
"Buku ke-3 launching satu tahun lalu untuk memberikan pencerahan dan panduan untuk tenaga kesehatan yang merawat. Buku ke-4 ini diharapkan menjadi buku pedoman yang terakhir dalam menangani pandemi COVID-19."
Baca Juga: Mengapa Varian Omicron Membuat Khawatir Para Peneliti?
Dr. Sally berharap pandemi ini akan segera berakhir dan menjadi endemi.
Hal tersebut diutarakan pada Konferensi Pers Penerbitan Buku Pedoman Tata Laksana COVID-19 Edisi 4 pada Rabu (9/2/2022) yang digelar secara virtual.
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR