Tiwanaku is filled with astronomical and (8) mathematical legacies, leading some to believe it is linked with ancient Egypt and Babylon, two other civilizations with advanced astronomical calendars.
While no one knows for sure, there is no doubt that the people who (9) inhabited Tiwanaku were among the most scientifically advanced of any age.
Whether its many legends are true or not, Tiwanaku is as a mysterious place as it gets.
Its evocative ruins, vanished civilization, and incredible feats of engineering and astronomy, and surrounding stillness make it one of the most (10) charming places on the continent.
Baca Juga: Jawab Soal Materi Bahasa Inggris Kelas X, Mid-Term Test No. 24-27
Terjemahan
Tiwanaku (sering dibaca Tiahuanaco atau Tiahuanacu) terletak di ujung barat Bolivia, dekat perbatasannya dengan Peru, di selatan Danau Titicaca, adalah salah satu situs arkeologi terpenting di Amerika Selatan dan merupakan bekas rumah peradaban yang luar biasa dengan memiliki nama yang sama.
Banyak peneliti berpikir (1) sisa-sisa orang-orang ini kemudian membentuk Kerajaan Inca yang perkasa.
Tetapi sampai hari ini tidak ada yang tahu, mengapa kota tersebut pada puncaknya 1.500 tahun yang lalu, dapat menampung sebanyak satu juta penduduk- (2) menghilang sekitar tahun 1000 M.
Reruntuhan Tiwanaku yang terlihat sekarang adalah pengingat yang mengesankan, bahwa itu memang pernah menjadi (3) peradaban paling kuat di belahan bumi barat.
(4) Pengingat yang dibangun ada di mana-mana: patung dan kuil Kalasasaya (batu berdiri) dengan motif yang sebagian besar masih belum terbaca; sisa-sisa piramida Akapana, mungkin batu raksasa terbesar kedua (5); Puerta del Sol (Gerbang Matahari) yang terkenal, yang bentuk artistiknya memengaruhi benua selama berabad-abad; Templo Semisubterraneo (Kuil Tenggelam) dengan deretan wajah misterius di sepanjang dindingnya; dan Pumapunku (Pintu Puma) yang misterius, dengan ribuan balok seberat 200 ton yang entah bagaimana dipindahkan oleh masyarakat pra-Inca ini ke ketinggian 13.120 kaki (4.000 m) tanpa meninggalkan jejak bagaimana mereka mengelola prestasi ini.
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR