Pembelajaran di luar negeri cenderung student-oriented, memberi kesempatan besar kepada mahasiswa untuk mengembangkan pikiran kritis, berbeda dengan di Indonesia yang kebanyakan masih harus dibimbing.
"Saya cukup kaget ketika mengikuti perkuliahan di sini, masuk kelas itu saya merasa tertekan, karena semua berebut untuk mengajukan kritik dan pertanyaan terkait materi," ucap Fitri.
Fitri menambahkan, ketika dalam situasi seperti ini, cara terbaik yang bisa dilakukan adalah merekam penjelasan dosen yang mengulangnya kembali saat ingin dipelajari.
Nah, hal ini tentu bisa menjadi tips untuk Adjarian yang merasa kurang bisa konsentrasi saat mengikuti pembelajaran di kelas.
Menumbuhkan Sikap Toleransi
Ketika tinggal jauh dari daerah asal, sikap toleransi menjadi hal yang paling penting untuk selalu kita pegang.
"Saat saya tinggal di sini, saya lebih mendengarkan agama dan identitas saya. Justru keanekaragaman itu dihormati, saya dipuji ketika memakai peci, dan hal ini tidak saya rasakan ketika di Indonesia," ujar Fitri.
Baca Juga: Apa Bedanya Master by Coursework dan Master by Research?
"Termasuk orang dengan bentuk apapun, mau itu kepercayaan, fashion, as long as you don't do harm to others, ya, kita akan dihormati," tambahnya.
Membuka Banyak Kesempatan
Tak hanya sekadar mendapat ilmu, kuliah dan tinggal di luar negeri membuka banyak kesempatan diri pada berbagai aspek kehidupan, lo.
"Ke luar negeri itu benar-benar memberi ekstra networking dan pilihan untuk ikut bergabung secara global, more networking, more privilege, more opportunities. Bisa dalam konteks pekerjaan, akademis, komunitas, atau mungkin secara personal," jelas Fitri.