adjar.id – Perlawanan rakyat Indonesia terhadap kesewenang-wenangan Jepang dilakukan dengan berbagai bentuk.
Jepang masuk ke Indonesia setelah berhasil mengalahkan Belanda dalam perang sehingga Jepang bisa menguasai wilayah-wilayah di Indonesia.
Keberadaan Jepang di Indonesia pada awalnya membawa semboyan 3A dan membuat propaganda bahwa mereka adalah saudara tua bangsa Indonesia.
Akan tetapi, lama kelamaan perilaku Jepang membuat kesengsaraan terhadap rakyat Indonesia.
Kesengsaraan dan penderitaan inilah yang kemudian memicu munculnya kebencian rakyat Indonesia terhadap Jepang, Adjarian.
Hal ini yang kemudian membuat adanya perlawanan dari rakyat Indonesia yang dilakukan di sebagian wilayah di Indonesia.
Berbagai bentuk perlawanan ini dilakukan rakyat Indonesia untuk melawan kesewenang-wenangan Jepang.
Nah, pembahasan mengenai perlawanan rakyat Indonesia terhadap Jepang ini menjadi salah satu materi TWK CPNS, lo.
Yuk, kita cari tahu berbagai bentuk perlawanan rakyat Indonesia berikut ini!
Baca Juga: Materi TWK CPNS Kebijakan-Kebijakan Pemerintah Jepang di Indonesia
Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Jepang
Bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap Jepang dilakukan dengan berbagai perjuangan, di antaranya:
1. Perjuangan Melalui Organisasi Buatan Jepang
Perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan Jepang dilakukan melalui organisasi buat Jepang seperti PUTERA atau Pusat Tenaga Rakyat.
Organisasi ini dimanfaatkan rakyat Indonesia untuk membela rakyat dari kekejaman pemerintahan Jepang, Adjarian.
O iya, PUTERA dibentuk pada 1 Maret 1943 dan dipimpin oleh empat serangkat, yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur.
2. Memanfaatkan Barisan Pelopor
Dalam perlawanan terhadap Jepang, rakyat Indonesia juga memanfaatkan Barisan Pelopor atau Syuinsyintai bentukan Jepang.
Tujuan dari dibentuknya Barisan Pelopor ini adalah untuk menyalurkan aspirasi nasionalisme rakyat Indonesia.
Baca Juga: Jawab Soal Alasan Dibentuknya Barisan Pelopor oleh Jepang
3. Memanfaatkan Badan Penasihat Pusat
Badan Penasihat Pusat atau Chou Sangi In dibentuk pada 5 September 1943 dengan dasar anjuran dari Perdana Menteri Jepang yaitu Jenderal Hideki Tojo.
Ketua organisasi ini adalah Ir. Soekarno dengan beranggotakan 23 orang Jepang dan 20 orang Indonesia.
Awalnya tugas dari badan ini adalah untuk memberi nasihat atau pertimbangan kepada penguasa tertinggi militer Jepang di Indonesia yaitu Seiko Shikikan.
Akan tetapi, para pemimpin Indonesia kemudian memanfaatkan Badan Penasihat Pusat ini untuk mengajarkan kedisiplinan kepada rakyat Indonesia.
4. Perjuangan Melalui Organisasi Islam
Perlawanan melawan Jepang juga dilakukan rakyat Indonesia melalui organisasi Islam, yaitu Majelis Islam A’la Indonesia atau MIAI.
Organisasi ini dibentuk pada 21 September 1937 dengan dipelopori oleh K.H. Mas Mansur, K.H. Wahab Hasbullah, dan Wondoamiseno.
Pada zaman pendudukan Jepang, organisasi ini tetap boleh berdiri sebagai bentuk pendekatan Jepang terhadap golongan nasionalis Islam.
Baca Juga: Materi TWK CPNS, Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Tujuannya agar rakyat Indonesia yang masuk di dalam organisasi ini tidak melakukan berbagai kegiatan politik.
5. Perjuangan Melalui Gerakan Bawah Tanah
perlawanan rakyat Indonesia juga dilakukan melalui gerakan bawah tanah atau gerakan sembunyi-sembunyi yang dilakukan dengan:
- Gerakan kelompok Sutan Syahrir
- Gerakan kelompok Amir Syarifuddin
- Golongan persatuan mahasiswa
- Kelompok Sukarni
Nah, itu tadi berbagai bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap Jepang yang dilakukan dalam berbagai bentuk.