Perbedaan Istilah Mudik dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Betawi

By Nabil Adlani, Senin, 2 Mei 2022 | 15:30 WIB
Mudik dilaksanakan oleh para perantau saat lebaran akan tiba. (pexels/Mikechie Esparagoza)

adjar.id – Mudik adalah suatu tradisi yang rutin dilakukan oleh masyarakat Indonesia dan sudah ada sejak zaman dahulu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudik adalah pulang ke kampung halaman.

Jadi, secara umum mudik bisa dikatakan sebagai suatu fenomena sosial yang dilakukan secara rutin oleh para perantau yang kembali ke kampung halamannya.

Bisanya mudik ini sering dilakukan saat momen Lebaran atau Idulfitri akan tiba dan berbarengan dengan libur, Adjarian.

Nah, momen mudik ini menjadi salah satu hal yang penting bagi para perantau untuk kembali ke rumahnya untuk bersilaturahmi dengan keluarga.

Istilah mudik ini juga ternyata muncul dari dua bahasa daerah yang berbeda, yaitu bahasa Jawa dan bahasa Betawi.

O iya, tahu tidak sejak kapan tradisi mudik ini dikenal dan dilakukan oleh masyarakat di Indonesia?

Perbedaan Istilah Mudik

Istilah mudik dalam bahasa Jawa dan Betawi ternyata memiliki perbedaan arti.

Baca Juga: Daftar Nomor Telepon Penting saat Mudik Lebaran 2022

  

Dalam bahasa Jawa, kata mudik ini berarti "mulih dilik" atau pulang sebentar.

Nah, kalau dalam bahasa Betawi mudik berarti "menuju udik" atau menuju ke kampung.

Masyarakat Betawi menggunakan istilah mudik yang berlawanan arti dengan milir yang artinya pergi.

Istilah ini muncul pada masyarakat Betawi sejak tahun 1970-an.

Saat itu, menjelang Lebaran penduduk Jakarta berkurang dengan drastis.

Terlebih pada saat itu Lebaran dilaksanakan pada 21 Desember yang berdekatan dengan Natal dan Tahun Baru.

Nah, yang uniknya ramainya lalu lintas saat mudik dari Jakarta ke kota asal juga sudah terjadi sejak tahun 1969, lo.

Hal ini tidak lepas dari Jakarta yang menjadi satu-satunya kota dengan perkembangan yang pesat dibanding kota-kota lain di Indonesia.

Sehingga, banyak orang-orang dari daerah lain yang pergi merantau ke Jakarata untuk memperbaiki nasib.

Baca Juga: 5 Tradisi Mudik di Berbagai Negara Dunia, Salah Satunya Negara Turki

Sejarah Mudik

Sejarah mudik sendiri ternyata sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit dan Mataram Islam dahulu, Adjarian.

Saat zaman Majapahit, kekuasannya yang luas membuat raja menempatkan banyak penjabat-penjabatnya di berbagai daerah kekuasannya.

Hal yang sama juga dilakukan Kerajaan Mataram Islam dengan tujuan untuk menjaga wilayah-wilayah kekuasan.

Nah, istilah mudik digunakan oleh para pejabat-pejabat kerajaan ini untuk pulang ke kerajaan saat menghadap raja atau mengunjungi rumahnya.

Akan tetapi berbeda di Kerajaan Mataram Islam, para pejabatnya secara khusus akan pulang saat Idulfitri tiba.

Dua peristiwa tersebutlah yang kemudian menjadi awal mula berkembangnya tradisi mudik di Indonesia hingga saat ini.

Nah, itulah perbedaan istilah mudik dalam bahasa Jawa dan bahasa Betawi serta sejarah awal mudik berkembang di Indonesia.

Apakah Lebaran tahun ini Adjarian juga mudik?

Baca Juga: Jelang Lebaran 2022, Ini Tips Aman Melaksanakan Mudik Lebaran

  

Tonton juga video ini, yuk!