Mengapa Kita Bisa Lupa? Ini 3 Teori yang Berusaha Menjelaskannya

By Rahwiku Mahanani, Sabtu, 30 April 2022 | 09:00 WIB
Ada berbagai penyebab seseorang bisa lupa. (freepik)

adjar.id - Setiap orang kemungkinan besar pernah mengalami lupa.

Lupa adalah kondisi di mana kita kehilangan informasi yang sebelumnya disimpan di dalam memori, baik jangka pendek maupun panjang.

O iya, lupa bisa terjadi secara bertahap karena ingatan lama yang perlahan menghilang.

Namun, lupa juga bisa terjadi begitu saja secara tiba-tiba, Adjarian.

Nah, sebenarnya mengapa kita bisa lupa, ya?

Berikut beberapa teori yang mencoba menjelaskan mengapa manusia bisa lupa.

Teori tentang Lupa

1. Teori Peluruhan

Salah satu teori tentang lupa adalah teori peluruhan.

Baca Juga: Saat Memasuki Masa Libur, Mengapa Kita Cenderung Mudah Lupa Hari?

Menurut teori ini, jejak memori dibuat dan memudar kemudian menghilang seiring waktu.

Kalau informasi tersebut tidak diambil dan dilatih, maka akan hilang.

Namun begitu, peneliti juga menemukan bahwa ingatan yang belum pernah diingat atau dilatih juga bisa stabil dalam ingatan jangka panjang, Adjarian.

Itu menjadi kelemahan teori peluruhan ini.

O iya, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa otak kita secara aktif memangkas ingatan yang tak terpakai.

Nah, proses tersebut disebut dengan pelupa aktif.

Jadi, ketika ingatan-ingatan menumpuk, suatu ingatan yang tidak diambil pada akhirnya akan menghilang.

2. Fenomena Interferensi

Ada pula istilah interferensi yang berusaha menjelaskan tentang fenomena lupa pada manusia, Adjarian.

Baca Juga: Pernah Ingin Berbicara tetapi Tiba-Tiba Lupa, Fenomena Apakah Ini?

Yap, kita bisa lupa akibat fenomena yang disebut interferensi.

Kita memiliki banyak ingatan, nah, sejumlah ingatan saling bersaing serta mengganggu ingatan lainnya.

Lalu, tatkala ada informasi yang sangat mirip dengan informasi lain yang sebelumnya telah disimpan di memori, maka bisa terjadi interferensi.

O iya, ada dua tipe dasar interferensi, Adjarian, yaitu interferensi proaktif dan interferensi retroaktif.

Apa itu interferensi proaktif dan retroaktif?

Interferensi proaktif adalah saat memori lama lebih sulit atau mustahil untuk mengingat memori yang baru.

Sementara itu, interferensi retroaktif terjadi saat suatu informasi baru mengganggu kemampuan untuk mengingat informasi lama.

3. Tidak Berhasil Menyimpan Informasi

Ada kalanya kehilangan informasi tidak berkaitan dengan melupakan, Adjarian.

Baca Juga: Patut Dicoba, Berikut 5 Aktivitas yang Dapat Meningkatkan Daya Ingat

Namun, lebih berhubungan dengan fakta bahwa suatu informasi yang hilang tersebut tidak pernah masuk ke memori jangka panjang.

Nah, ketidakberhasilan atau kegagalan dalam pengkodean terkadang memang bisa mencegah suatu informasi untuk masuk memori jangka panjang.

Seseorang barangkali bisa mengingat inti suatu informasi, tapi melupakan banyak detail dari informasi tersebut.

Nah, sebenarnya itu merupakan fungsi adaptif yang efisien untuk menyimpan hal penting yang perlu diingat di waktu mendatang, Adjarian.

Itulah beberapa teori yang berusaha menjelaskan soal lupa.